Integrated Farming System, Potensi Penggerak Sektor Agro

Dewasa ini produksi sektor pertanian Indonesia mengalami keterpurukan. Bangsa yang dulu disebut sebagai negara agraris ini sekarang tak mampu lagi mencukupi kebutuhan pangan seluruh penduduknya. Hal ini membuat pemerintah mau tidak mau harus mengimpor berbagai bahan pangan dari negara lain. Suatu keadaan yang sangat miris mengingat lahan pertanian dan hutan negara ini sangatlah luas dan subur.

Sebab hal itu lah pemerintah mencanangkan satu misi yaitu meningkatkan produktivitas lahan dengan cara menggenjot sektor pertanian. Sayangnya ada satu langkah pemerintah yang saya kurang setuju, yaitu mencetak lahan pertanian baru dengan membuka hutan. Ada beberapa hal yang membuat saya kurang setuju, diantaranya tingkat deforestasi yang semakin tahun semakin bertambah yang jika dibiarkan terus menerus maka habislah hutan Indonesia. Ya, setelah era reformasi ternyata hutan tetap saja masih menjadi “sapi perah” pemerintah. Mengapa tidak memikirkan cara lain untuk meningkatkan produktivitas lahan?

Integrated Farming System, Potensi Penggerak Sektor Agro

sumber gambar: EISA (sustainable-agriculture.org)

Integrated Farming System(IFS) adalah sistem pertanian terpadu yang sudah dibahas banyak akademisi dari berbagai disiplin ilmu. Menurut ilmu kehutanan sendiri, IFS adalah pola pemanfaatan lahan hutan, pertanian, dan peternakan untuk meningkatkan prokutivitas lahan. Ada 3 macam pola yang bisa dipakai yaitu Agrisilvikultur(Pertanian-Kehutanan), Silvopastur(Kehutanan-Ternak), dan Agrisilvopastur(Pertanian-Kehutanan-Ternak).

Penerapan agrisilvikultur misalnya adalah metode tumpang sari dan agroforestry yang sudah banyak diterapkan di hutan rakyat. Penerapan silvopastur misalnya adalah penggembalaan ternak dihutan. Dan penerapan agrisilvopastur adalah menggabungan antara ketiganya.

Menurut saya sendiri system ini sangat baik bila dikembangkan dalam skala nasional secara serius oleh pemerintah. Mengingat cukup banyak jumlah masyarakat Indonesia yang hidup disekitar hutan, potensi IFS ini dapat menyerap jutaan tenaga kerja. Kini tinggal pemerintah mematangkan konsep yang sudah ada kemudian menata pengaplikasian di lapangan.

Harapan dari dilaksanakannya IFS ini adalah meningkatkan produksi ketiga sektor diatas serta menggerakkan roda ekonomi berbasis pertanian/agro. Semoga sistem ini bisa menjadi solusi konkret dalam pengelolaan lahan. Sekian kiranya opini dari saya, mohon maaf jika kurang berkenan. Terima kasih

 

sumber gambar: EISA (European Initiative for Sustainable Development in Agriculture)

You may also like...

1 Response

  1. Nastiti Farm says:

    Halo kak! Kami dari @nastiti_farm ( IG) izin mengutip websitenya ya🙏 Kami mohon ijin untuk keperluan konten feed IG kami. Apakah diperbolehkan? Jika iya, apakah diperlukan mencantumkan sumber seperti link website. Terimakasih🙏🙏

Leave a Reply

Your email address will not be published.